Nita, dari gereja untuk Kulon Progo

Pengalaman Iman

“Saya masuk kempo waktu kelas IV SD Kanisius Bonoharjo,” itulah kata pembuka yang disampaikan Vincentia Alfeanita Sabrina Paramesty saat diwawancarai redaksi gerejabonoharjo.net. Kala itu olah raga bela diri kempo merupakan ekstrakurikuler wajib di sekolah tersebut. Kegiatan latihan kempo di Dojo SDK Bonoharjo dibagi menjadi 2 kategori. Untuk anak-anak yang masih SD atau yang baru masuk kempo biasanya mengikuti latihan teknik dasar setiap hari kamis sore dan minggu pagi. Sedangkan untuk atlet remaja atau dewasa latihannya tidak hanya setiap kamis dan minggu saja tetapi biasanya ada tambahan latihan fisik di hari selasa, rabu, dan sabtu. Selain di SDK Bonoharjo, latihan juga dilaksanakan di Balai Pertemuan St. Maria Magdalena, Demangrejo (atau orang menyebutnya sebagai Kapel Demangrejo).

Di cabang oleh raga ini, prestasi Dojo SDK Bonoharjo sudah tidak diragukan lagi. Pada Desember 2020, dalam Kejurkab Kempo Kulon Progo, dari enam cabang yang dipertandingkan, dojo SDK Bonoharjo menempati juara umum dengan meraih 5 emas, 3 perak, dan 2 perunggu.

Nita, gadis kelahiran Februari 2002 dari Lingkungan St. Yakobus Srikayangan, mengisahkan bahwa kegiatan ini cocok bagi dirinya. Apalagi banyak kejuaraan yang menyenangkan. Kejuaraan terakhir yang diikuti adalah Pekan Olah Raga Daerah (PORDA) tahun 2019 di GOR Kridosono. Tidak tanggung-tanggung, dia menyabet 2 perak dan 1 perunggu. “Banyak pengalaman tidak menyenangkan, ketika akan mengikuti sebuah pertandingan. Pasti kita dituntut untuk berlatih setiap hari dan terkadang hampir tiap pagi dan sore kita berlatih. kita banyak mengorbankan waktu untuk bermain dan bersantai. Selain itu juga, ketika berlatih atau bahkan saat kita bertanding pasti banyak mengalami cidera atau ketendang lawan,” kisah mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini.

Nita (paling kiri) ketika bersama teman satu tim mewakili Kulon Progo dalam PORDA XV Yogyakarta

Walaupun ada beberapa pengalaman yang kurang menyenangkan, Nita sudah merasa jatuh hati dengan kempo. Motivasinya mengikuti kempo karena banyak pengalaman dan juga prestasi yang didapat.  Selain itu, dia juga bisa belajar beorganisasi, terlebih dia merasa teman-temannya juga menyenangkan dan saling mendukung satu sama lain. Gadis yang tampak kalem dan tidak mengesankan tampang sangar ini masih memiliki cita-cita selanjutnya. Ia masih ingin mengikuti berbagai kejuaraan dan bersama teman-teman lainnya untuk mengembangkan kempo di Kulon Progo.